Friday, January 20, 2012

My Dependable Assistant

Wah, sudah hampir sebulan nggak "ngamen" (mengutip istilah salah satu teman se-profesi, @vienzqy). Karena baru saja kelar final test dan libur semester. Kangen my students yang 'ajaib' tapi kritis. 

Ngomong-ngomong tentang "ngamen", selama kurang lebih 1,5 tahun ini, saya selalu dapat 'jatah' asisten untuk subject Statistik Komunikasi. Yang saya rasakan sebelumnya, asisten yang dampingin saya fungsinya cuma bantuin kegiatan administrasi, seperti nyiapin buku presensi, bantuin bagiin soal, dan lain-lain. Boro-boro disuruh "ngamen", mereka kadang suka bingung kalau ditanyain substansi subject sama mahasiswa. Saya maklum, karena biasanya mereka mahasiswa tingkat akhir atau baru lulus.

Nahhh, saya bersyukurr dan senang banget di semester kemarin dapat asisten yang luar biasa! (sumpah nggak lebay).  Dia baru lulus S2 dan menguasai materi. Jadi terbantu banget kalau ada mahasiswa nanya-nanya. Apalagi kalau lagi kuliah praktek SPSS, yang harus liatin laptop mahasiswanya satu-satu. Udah gitu kalau saya minta tolong bikin soal tes kecil, soalnya kreatif-kreatif dan contoh kasusnya familiar. Saya pun nggak ragu nawarin dia "ngamen".

My assistant's in action!
 


Awalnya dia masih nggak pede, tapi akhirnya "naik panggung" juga. Dannn, hasilnya memuaskan!  Dua kali absen "ngamen", saya nggak perlu mikirin kelas pengganti. Saya tenang nitip mereka ke my dependable assistant (mulai posesif). Hmmm, tambah jam terbang dikit, menurut saya, dia sudah bisa "ngamen" sendiri. Bukan cuma jadi asisten.

Kekurangan dia cuma satu, volume suaranya kecil dan lembut (doi Wong Jowo. Btw, emang ngaruh suku sama volume suara?). Dia juga belum lincah ngadepin audience yang ajaib-ajaib itu. (Emang butuh taktik khusus. Nanti saya ceritain betapa ajaibnya mereka. Alhamdulillah, saya bisa naklukin mereka sejak "ngamen" perdana).

Oiya, yang bikin nyambung lagi karena kami seumuran (sama-sama kelahiran '83). Awalnya, karena kebawa suasana formal, saya manggil dia "Pak". Sekarang, kalau di luar kelas, sudah manggil "gw-lo". Btw, namanya Rizky. 

Yes, happy is simple.

2 comments:

  1. asisten loe masih malu2 tuh. Masih kurang jam terbangnya. Tambahin lagi dong. Kl doi jadi dosen juga, boleh berbangga tuh, alhamdulillah, gue nelorin dosen hehehe

    Proficiat bu dosen :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya yah Vic. Gw juga pengin begitu, senang aja lihat orang lain juga sukses. Soalnya biasanya dosen tuh pelit ngasih kesempatan ke asisten untuk ngamen.

      Duhh jadi kangen ngamen. Semester ini lagi off. Pengin coba apply sekolah lagi. Biar tambah manteb ngamennya. Wish me luck ya :)

      Delete