Thursday, February 9, 2012

Amnesia Does Exist


Di post sebelumnya, saya pernah bilang punya banyak cerita tentang salah satu sahabat cowok yang biasa saya panggil Mate atau Mas Fani. Kali ini saya pengin cerita soal amnesia ringan yang pernah dia alami di akhir tahun 2009.

Iya, amnesia kayak di sinetron-sinetron atau di film-film. Amnesia sering jadi jalan keluar jitu kalau sinetron sudah kehabisan cerita. Dibuatlah Si Pemeran Utama mengalami amnesia, supaya cerita tambah panjang dan seru membosankan. 

Apa sih amnesia? Silakan baca ulasan lengkap Mba Wikipedia. Definisi singkatnya, hilang ingatan. Tadinya saya percaya amnesia hanya ada di sinetron. Sampai akhirnya saya melihat sendiri. Di suatu siang, saya dikabari Fadli (sahabat cowok saya juga) kalau Mas Fani jatuh di kamar mandi. Waktu itu, saya masih tenang. "Oh, cuma jatuh. Oke, nanti pulang kantor saya mampir ke rumah sakit," jawab saya. Nggak lama, Fadli mengabari kondisi terbaru Mas Fani. "Dia hilang ingatan," kata Fadli. Hah? Saya masih tetap nggak percaya. 

Di rumah sakit saya ketemu Ade, Fadli, dan Erfan. Mereka sedih banget. Fadli cerita kalau Mas Fani nggak kenal sama dia. "Hmmm siapa ya?" begitu tanya Mas Fani datar dan bingung. Erfan pun mengalami begitu. Mas Fani nggak mengenali dia. Padahal mereka sahabat karib. Tapi katanya, Mas Fani ingat Mama, Papa, adiknya, dan Ade. 

Dengan perasaan deg-degan, saya menengok dia ke kamar. Dahi Mas Fani sedikit mengeryit melihat saya, lalu dia bilang "Emy kan?". Masih sedikit bingung dia bilang lagi, "Kayaknya dulu nggak pakai jilbab ya?". Di satu sisi saya lega Mas Fani masih ingat saya, di sisi lain saya bingung kenapa Mas Fani seakan-akan baru melihat saya pakai jilbab. Padahal saya sudah  lumayan lama pakai jilbab.

Atas: Mate hari pertama jatuh. Kalau diperhatikan,
ada benjolan kecil di kening kirinya.
Bawah: Mate hari ke-2 atau ke-3, masih linglung.


Kami masih bingung kenapa dia bisa mengenali sebagian dari kami, sementara sebagian lain tidak. Lalu datanglah Pina (teman SD kami). Ternyata Mas Fani kenal. Datang juga tetangga Mas Fani bernama Bapak A (saya lupa namanya). Mas Fani mengenali tapi memanggil dia dengan sebutan Pak RT. Padahal, Bapak itu sudah lama sekali tidak menjabat ketua RT. 

Saat ditanya di mana rumahnya, Mas Fani menjawab alamat lama waktu masih SD. Dia juga kaget, mobil keluarganya bukan mobil yang dulu lagi. Kami akhirnya baru ngeh, ternyata memori yang Mas Fani ingat sebatas masa SD-nya. Terbukti, dia mengenali semua teman-teman SD dan orang-orang pada masa SD. Tapi dia lupa teman-teman SMP, SMA, teman kuliah, dan teman kantornya. Aneh? Sangat.

Dokter bilang, Mas Fani mengalami amnesia ringan karena benturan yang dia alami. Banyak oknum yang mengira Mas Fani cuma pura-pura. Gila ya, orang lagi sakit masih saja dicurigai yang tidak-tidak. Mereka baru percaya saat menjenguk langsung. Mas Fani benar-benar seperti orang linglung. Dia bingung melihat teman-teman SMA, kuliah, dan kantornya yang mendatanginya. Dia tidak ingat sama sekali! "Emy, aku nggak kenal mereka. Bisa nggak mereka keluar aja? Aku pusing," katanya datar dan bingung. Bahkan mantan pacarnya yang nangis-nangis, dia juga tidak ingat. "Kamu siapa? Kok nangis sih? Sayang kan nanti tisunya habis," kata dia polos dan datar.

Kami menemukan fakta baru lagi. Setelah diamati, tingkah Mas Fani seperti anak SD. Pertama, dia manggil aku-kamu ke saya, padahal selama ini gue-lo. Kedua, dia manggil Mbak Nana ke Ade. Panggilan Mbak Nana itu ada saat kami masih di sekolah dasar. Ketiga, cara bicara dan tingkah dia juga seperti anak kecil. 

Salah satu contohnya, waktu kami berkumpul lalu ada suster yang mendatangi dan mengingatkan waktu jenguk telah habis, tiba-tiba Mas Fani berbisik pada kami "Sttt, udah di sini aja nginep bareng-bareng.  Ditutup tirainya supaya nggak ketahuan suster," katanya dengan aksen bocah. Saya menahan tawa tapi jadi ikut-ikutan bersikap seperti anak SD. Ah sayang banget waktu itu saya tidak merekam tingkah Mas Fani. Terkadang, sekarang Mas Fani suka nggak percaya kalau kami ceritain dulu dia begitu.

Beberapa hari kemudian, Mate mulai kenal Ayu
(teman SMP). Tadinya, kami mau culik dia
ke KFC seberang. Tapi nggak jadi,
takut diomelin RS.

Hari-hari selanjutnya, kami rutin menjenguknya. Tujuannya? Bercerita agar dia pelan-pelan ingat yang lain. Saya mulai dengan ulang tahunnya. "Ulang tahun Mas Fani 24 Desember 1983. Ingetin ya," kata saya.  Dia mengulang kalimat saya,"Kata Emy, tanggal lahirku 24 Desember 1983." Secara bergantian, kami menceritakan memori yang dia lupa. Kalau dia sudah merasa bingung atau pusing karena tidak ingat, kami berhenti bercerita. Dia juga dikasih "pe er" sama dokter untuk mengingat 3 benda (kalau tidak salah: sepatu, pensil, dan buku). Suatu malam dia menelepon saya, "Emy, aku disuruh ngingetin apa sih sama dokter?" antara sedih dan lucu dengar pertanyaan dia. Serasa punya teman anak kecil.

Lalu kapan Mas Fani mulai ingat? Tidak, bukan seperti di sinetron yang harus kejedot lagi. Alhamdulillah, lama-lama Mas Fani ingat Fadli, Ayu, Erfan, dan teman-teman SMP lainnya. Dalam waktu seminggu dia sudah lumayan mengingat masa SMP dan cerita di masa itu. Walaupun belum sepenuhnya. Seiring berjalannya waktu, dia juga mulai mengingat teman-teman SMA, teman-teman kuliah, dan teman-teman kantor. Semuanya kembali secara bertahap.

Oiya, waktu amnesia si Mate nggak ingat sama sekali kalau dia perokok berat. Uh, happy banget dong kami (terutama saya dan Ayu yang nggak suka bau asap rokok). Ahh, sayang banget Papanya dan Erfan ngasih tau dan nawarin dia rokok. Alasan mereka, supaya Mas Fani rileks. Huhhh, harusnya kan kalau Mas Fani lupa, sekarang enak nggak usah nyium bau rokok kalau gembelengan sama dia.

Soal amnesia ini, Mas Fani pernah bilang nggak enak banget rasanya linglung. Seperti ada sesuatu yang menganggu di pikirannya, tapi dia tidak tahu itu apa. Dulu, suatu kali Mas Fani memang pernah bilang pengin amnesia. Ehhh, ternyata pas ngalamin sendiri, nggak enak banget! Masih pengin amnesia? Pikir-pikir dulu deh!


Me and Mate.
Bagi saya, "amnesia" nya Si Mate
nggak sembuh2. Buahahahahaha.

4 comments:

  1. wah menarik banget ceritanya.. dulu temanku juga ada yang amnesia, tapi ga pernah sempat jenguk sampe sekarang karena tinggal di luar kota. baru kali ini denger cerita langsung soal amnesia dan bukan dari sinetron. ternyata begitu ya..

    thanks for sharing, Emy ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Jeng. Lucu deh liat sahabatku tiba2 kelakuannya persis anak SD. Hihihihi, pas lihat langsung baru percaya.

      Delete
  2. Aku juga pernah dengar kasus seperti ini Emy. Benturan di kepala memang sangat rentan yah... Temenmu totalnya berapa lama sampai bisa mengingat semua memorinya utuh lagi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Chita... Total 2 - 3 bulanan kali ya, memorinya utuh. Tapi, kalau ga salah, satu hal yang masih dia belum inget. Yaitu pas dia jatuh di kamar mandi. Dia lupa kronologis kejadiannya. Eh apa sekarang udah inget ya, nanti deh aku update lagi.

      Delete