Monday, September 10, 2012

Sepedahan Ke Ancol


Akhirnya, jadi juga sepedahan! Padahal sudah direncanakan 5 tahun lalu *lebay*. Minggu kemarin, 9 September 2012, saya meluncur ke Ancol bareng Romleh dan Ai.
Pekan lalu, Ai mengeluh bosan dan pengin refreshing. Pas banget sama kondisi saya yang lagi sakau jalan-jalan! Saya mengusulkan sepedahan ke Ancol. Ide lama bersemi kembali. Dengar ide itu, Ai sempat pesimis. Dulu, berbagai alasan menggagalkan rencana kami ke Ancol. Mulai dari hujan (agak ribet ya bok, naik sepeda pakai jas hujan atau pegang payung), ada acara lain, sampai dengan mager alias malas gerak. "Kali ini, jangan sampai nggak jadi yah My. Aku malu diledekin Mamahku," si Ai khawatir. "Tenang i, insya Allah pasti jadi!," jawab saya yakin.

Dengan prinsip "The more the merrier", saya mengajak Romleh alias Indy. Gayung pun bersambut. Romleh kegirangan pengin ikut karena belum pernah ke Ancol. Buahahahahaha, boong deng. Supaya rencana ini nggak gagal, tadinya kami ingin menginap di rumah saya atau Ai. Tapi nggak jadi karena satu dan lain hal. Kami cuma janjian akan berangkat dari rumah masing-masing pukul 06:00 teng! *setting alarm*

Dini hari (saya nggak cek jam berapa), Romleh BBM saya. Katanya, doi nggak bisa tidur. Yaelah Mleh, ke Ancol doang pake grogi segala, sampe nggak bisa molor gitu. Buahahahaha. Karena masih ngantuk, saya nitip pesan ke Romleh supaya BBM saya pas Subuh. Sekitar pukul 05:00, Romleh BBM dan saya konfirmasi ke dia kalau kita jadi berangkat. Pukul 06:00 lewat dikit saya telepon mereka, laporan mau jalan. Si Romleh baru kelar mandi, Ai lagi bikin mi instan. Awas ye kalau pada lama.

Saya dan Ai janjian di halte TransJakarta (TJ) Garuda (tepatnya di depan Tamini Square). Saya sampai duluan, si Ai masih jalan kaki. Kasian dia, nggak ada yang antar ke depan kompleks yang lumayan gempor kalau jalan kaki. Ojek, kata Ai, juga tak kunjung menunjukkan batang stang-nya. Saya terpaksa manyun menunggu Ai di depan halte -_____- Nggak lama, Ai nongol dan kami langsung ke loket. Yeay! Kami cuma bayar Rp2000, karena berangkat sebelum pukul 07:00. Lumayan banget, ongkos Garuda - Ancol cuma segitu! *ogah rugi*. Perjalanan kami relatif lancar. Halte dan jalanan belum terlalu ramai. Kami juga dapat duduk. Transit pun hanya sekali, di BNN (depan Badan Narkotika Nasional, Cawang) ganti bus TJ jurusan Pusat Grosir Cililitan (PGC) - Ancol. Tapi karena ke-sotoy-an saya, kami sempat nyangkut di UKI. *toyor kepala sendiri*

Pas saya dan Ai sampai di Ancol, Romleh masih keliling Jakarta dulu. Buahahaha. Kami memutuskan menunggu Romleh di bangku dekat loket masuk Ancol. Sudah pasti sambil foto-foto narsis dan nggak penting. Eng... ing.. eng, Romleh nongol juga. Kami langsung beli tiket masuk, sambil masing-masing menyiapkan uang Rp15.000. "Rp10.000 saja, karena masih belum jam 8," kata petugasnya. Wow, diskonan again! *joget-joget* Berdasarkan informasi di tiket, harga tiket masuk pukul 05:00 - 08:00 hanya Rp10.000 karena ada event Ancol O2 Seaside Party. Harga termasuk kupon belanja Rp5.000 di stand Sunday Market Ancol. Kata Ai, mungkin voucher itu bisa dibelanjain di Pasar Minggu sono -____- Menurut looo? Ya emang sih Sunday Market dalam Bahasa Indonesia artinya Pasar Minggu. Tapi pan tetap saja dua tempat yang beda. Si Romleh nyaris bayar tarif normal karena kelamaan ribet ngumpulin koin secengan sepuluh biji. Muahahaha.

Tempat peminjaman sepeda ada di beberapa lokasi strategis di Ancol, salah satunya dekat banget dengan halte bus TJ. Kami pun langsung ngesot ke TKP. Saya sempat syok (lebay) melihat pengumuman yang bilang tarif sewanya Rp20.000 per jam. Setahu saya, sejam pertama gratis dan jam berikutnya Rp10.000. Loh kok nggak gratis? "Itu untuk sepeda ijo," kata Mas petugas. Trus, yang gratis sejam pertama yang mana? "Yang biru," jawab Si Mas sambil menunjuk segerombolan sepeda dekil bin karatan. Jauh banget sama sepeda hijau yang kelihatannya masih bagus. Padahal sama-sama merk Polygon. Mungkin, yang membedakan seri dan umurnya. Hih! Ancol nggak niat gini sih kasih fasilitas.

Nggak pakai galau, kami sudah tentu milih yang ada gratisan. Buset, sepeda biru nggak ada yang benar. Joknya lah yang keras, bannya lah kempes, stangnya lah oglek-oglek -_____-  Kami sibuk memilih "The best from the worst", lalu minta bantuan Mas Petugas untuk mompa ban yang kempes. Taraaa! Kami siap gowes sepeda butut! Oiya, syarat minjam dan sewa sepeda di Ancol adalah dengan menitipkan SIM atau STNK sebagai jaminan. Catat, harus SIM atau STNK! KTP nggak bisa jadi jaminan. Agak diskriminatif ya sebenarnya. Masa yang nggak punya SIM dan STNK nggak boleh pinjam atau sewa sepeda? Satu SIM atau STNK berlaku untuk 5 peminjam. Kemarin SIM C-nya Ai yang disandera.

Jam menunjukkan pukul 08:15, kami sepakat ngegowes selama dua jam saja. Berarti harus balik pukul 10:15. Alasan utamanya tentu karena ogah rugi bayar lebih dari Rp10.000. Hahahaha. Kami pun meluncur dengan sepeda butut ke segala penjuru Ancol. Asli ya, sepedanya Ai dan Romleh berisik banget kayak gerobak. Taunya gara-gara standar yang oglek-oglek ngesot ke jalanan -____- Namun begitu, kami tetap pede jaya karena kebututan itu kebanting dengan kecantikan dan kesolehahan kami yang luar biasa. *kedip-kedip* *kemudian muntah*.

Ai ditunjuk sebagai navigator. Kemana nih? Kemana saja, yang penting mutar-mutar! Baru ngegowes berapa meter, kami berhenti narsis foto-foto dan syuting video. Saking narsisnya, kami sampai nyaris dicium Bus Wara-wiri -___- Berapa menit jalan, Ai sudah mengingatkan kami ngegaya pake sun glasses. "Sudah panas nih mataharinya," kata Ai. Romleh langsung sigap dan tersenyum bahagia karena bisa pamer kicimiti bunga-bunga barunya. Hih, iri berat gue!
Ya ampunn Mleh, tu bibir. Bae-bae jatoh!
Dua gowes, cekrek! Tiga gowes, cekrek! Kapan nyampenya inih??


Ai akting sepeda ngetril.




Karena sudah lama tidak sepedahan, saya sangat menikmati momen kemarin. Sesekali saya memacu sepeda dengan laju dan kemudian menggowes sambil berdiri. Pengin coba lepas tangan, tapi kok ya seram karena stang sepeda tidak stabil. Udara Ancol pagi itu cukup bersahabat. Relatif adem, angin semilir, serta sinar dan terik matahari yang pas. Di beberapa titik, misalnya pantai atau Eco Park, Ancol diramaikan oleh sekumpulan orang yang suka-cita bertamasya.
Walaupun track sepeda masih belum jelas, pesepeda di Ancol lumayan diutamakan. Beberapa kali, Pak Satpam membantu menyetop mobil supaya kami bisa menyeberang. Selain kami, lumayan banyak juga orang yang menggowes. Ada yang menyewa, ada yang bawa sendiri.

Tidak terasa, sudah satu jam lebih. Berarti gratisan-nya sudah habis dan jatah sewa Rp10.000 tinggal sejam. Ai mengingatkan untuk gowes ke arah halte TransJ. "Mampir ke Eco Park ya i," usul saya. Di Eco Park track-nya lumayan enak, naik turun. Lumayan pegal, apalagi pakai sepeda yang sistem giginya udah dol. Apalagi kalau tiba-tiba harus berhenti di tanjakan. Buahahaha. Pemandangannya juga cukup asoy. Tapi sayang, lagi ramai sama halal bihalal sebuah instansi pemerintah. Mereka cuek menutup beberapa titik jalur sepeda.
Track sepeda dan jogging di Eco Park.
Pukul 10.00 teng kita sudah sampai di tempat semula. Ai dan Romleh nggak langsung balikin sepeda. Mereka melipir, karena ogah rugi masih ada jatah 15 menit. Saya ikut melipir, walaupun beberapa kali rempong ingatin mereka supaya balikin sepeda nggak lebih dari pukul 10:15. Sayang kan kalau harus keluar Rp10.000 lagi. Mending buat beli minum.

Kemana lagi setelah setelah sepedahan? Naik gondola! Kami naik Bus Wara-Wiri, bus AC Big Bird gratisan di Ancol, menuju ke anjungan Gondola. Tarif gondola Rp40.000 per orang. Kemarin kami ngutang dulu sama kartu kreditnya Ai. Hahahaha. Antrean Gondola tidak terlalu ramai. Kabin Gondolanya lebih besar daripada di Taman Mini.
 Saya dan Ai sempat ngeri karena sama-sama takut ketinggian. Saya malahan panik karena pintu kabinnya nggak ditutup petugas. Padahal sudah ada tulisan "Otomatis" segede gaban di pintu. Lah, abisan katanya otomatis, tapi mana kok nggak ketutup-tutup? Manaa? Si Romleh mah cengar-cengir doang karena dia emang demen naik mainan macam begitu."Ya elah, emang kenapa sih kalau kebuka? Sky Ride di Sentosa kebuka aja nggak kenapa-kenapa," kata Romleh. Yeee, tapi kan beda. Nanti kalau ketiup angin gimana? Kalauu.... Setttt, krek! Alhamdulillah, pintunya ketutup juga. *elus dada*



Kelar naik Gondola, kami makan di A&W. Kami kompak pesan paket 1 potong ayam + nasi + sup + minum seharga Rp30.000. Jatah nasi saya dilahap si Ai yang lagi kelaparan. Romleh nguap kekenyangan. "Habis ini pada mau ngalay kemana? Gue duluan yah? Ngantuk banget," katanya sambil kriyep-kriyep. Dih, mana enak lanjut jalan sementara dia pulang. Kami sepakat pulang. Kasian Romleh ngantuk berat. Agak lama nunggu bus TJ jurusan PGC. Kami beberapa kali sotoy masuk bus jurusan lain. Langsung keluar lagi, karena malas harus transit beberapa kali.
Setelah sebulan nggak makan nasi, Romleh nyerah juga!

Ada hikmahnya juga sih pulang jam segitu. Bus TJ masih lengang, jalanan juga masih lancar. Di BNN, kami harus menunggu bus TJ jurusan Pinang Ranti. Nah, di pintu keluar Tol Taman Mini, lalu-lintas tersendat. Ada kali 20 menitan bus nggak bergerak sama sekali. Ai yang sudah mabok sama macet di hari Sabtu, kesel karena harus berjodoh sama macet lagi. Untungnya, kami duduk, walaupun misah. Ai di bangku bagian tengah, saya dan Romleh ngejogrok di tangga dekat Pak Supir.

Sampai di Halte Garuda, Ai ngajakin makan pempek. Saya pesan 2 adaan, Ai 1 kapal selam, Romleh pesan Es Kacang Merah. Setelah kenyang, kami bubar jalan ke rumah masing-masing. Daghhh, kapan-kapan sepedahan lagi yaaah!


Ps: Sampai rumah kami ngeluh fantat sakit gara-gara jok sepeda yang keras. Makan deh tuh gratisan! Buahahaha.

8 comments:

  1. Replies
    1. iya lumayannn Koh. Fantat lumayan sakit gara2 jok sepedah yg keras. haha.

      Delete
  2. Ih, yang pake baju oren cantik bener...!! *udah cuman mau komen gitu doang*

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang baju merah lebih cantik *udah cuma mau reply gitu doang*

      Delete
  3. halo , saya mau tanya. hara per jamnya sewa sepeda 10rb ya ?? thanks

    ReplyDelete
  4. Halo juga Rachael.
    Dua tahun lalu (2012) sih sewa sepeda di Ancol Rp10rb per jam. Sejam pertamanya gratis. Tapi nggak tau yah skrg berapa. Semoga sih masih sama ya...

    ReplyDelete