Saturday, January 28, 2012

Pulang Sana Ke Negaramu!



Disclaimer: Tulisan ini masuk ke Categories Nyinyir. Jadi harap maklum kalau saya esmosih. Lagi hormonal pun (alasannn).

Keluar negeri? Hampir semua orang senang. Beberapa orang bangga. Dapat beasiswa sekolah, jadi TKI (nggak selalu pembantu rumah tangga yaaaa), ikut suami/istri, atau sekadar jalan-jalan. Mungkin begitu juga yang dirasakan (sebut saja) Lipstick dan Lipbalm. Bukan, mereka nggak kembar. Mereka tidak saling mengenal, tapi saya kenal mereka berdua.

Lipbalm (kira-kira) dua tahun lalu melanjutkan sekolah di negara Sono. Lipstick (kira-kira) setahun lalu ikut suaminya pindah kerja ke negara Ntuh. Setahun di sana, mereka menyapa tanah air. Pulang kampung. Selama ini saya secara nggak langsung ikut ngintip (Nggak ngintip sih, kesannya maling. Mereka sendiri yang kasih lihat) kehidupan mereka dari Social Media. Sepertinya seru dan menyenangkan.

Awalnya, saya mau greeting mereka karena baru pulang. Langsung urung setelah lihat kicauan mereka yang hampir mirip (Hmmm, jangan-jangan mereka kembar sungguhan). "Airlines dan bank Indo nggak profesional banget sih. Blaalalalalala.Tetttt (Disensor. Dia menyebut satu kata indah, empat huruf berawalan  F dan berakhiran K)," ketik Si Lipbalm. Baru sekali saya melihat dia ngetik kata itu. Lipbalm yang saya kenal waktu kuliah dulu, orangnya lembut dan sopan. Teman-teman lain juga kaget dan me-reply dengan nada bercanda. Dia lalu minta maaf. "Sedang emosi," katanya.

Oke, tidak ada lagi empat huruf ajaib berawalan F dan berakhiran K. Tapi dia masih berkicau. Sejam setelahnya (eh nggak deng, sampai dia balik lagi ke Sono juga  masih begitu.) dia ngetik begini, "Di Indo nggak ada yang beres, nggak kayak di Sono yang teratur." Kicauan lain hampir senada. Kecuali saat mulutnya mengunyah makanan indo yang sudah setahun tidak dia cicipi. Saat kenyang, ocehannya berhenti sejenak.

Udah ketebak dong, Lipstick juga melakukan hal yang sama. Dua kicauan yang paling gong (kira-kira) begini: "Desperate sama Indonesia. Pengin balik aja." dan "Indo cuma cocok buat liburan. Pulang aja deh". Saya langsung pencet opsi "Reply" trus ngetik, "Baru setahun aja udah begini lo Mbak. Norak deh. Gidah sana pulang." Send message? Cancel. Saya tarik napas, menenangkan diri. Duh, nggak perlu ikut-ikut norak deh. Saya langsung senyum karena ada yang me-reply dengan cerdas tapi dalem. Si Lipstick kayaknya kesentil. Sekarang udah jarang berkicau.

Kalau punya hak untuk kecewa, saya sangat menyayangkan mereka begitu. Mereka berdua yang saya kenal dulu adalah orang yang open minded dan beradab. Tapi kok begitu? Setuju, negara Sono dan Ntuh memang jauh lebih bersih, teratur, dan memanusiakan manusia. Saya sih belum ke sana, tapi dengar-dengar begitu. Sah-sah juga kalau kita membanding-bandingkan Indonesia dengan negara lain. Saya saja yang baru pertama kali ke Singapura langsung jatuh cinta dengan kebersihan dan keteraturannya. Kalau dibuat list, perbandingan antara Indonesia dan Singapura mungkin bisa habis satu buku (lebay).

Masalahnya adalah, mereka berdua komplain seakan-akan baru sekali ke Indonesia. Seakan-akan mereka tinggal di Sono dan Ntuh selama berpuluh-puluh tahun, dan baru pulang sekarang. Sebelum mereka berangkat, Indonesia masih sama seperti sekarang. Jauh dari teratur, pelayanan amburadul, fasilitas publik nggak karuan, pemerintah nggak beres, dan kejelekan lainnya. Duh sedih ya... Tapi saya lebih sedih lagi pas baca kicauan Lipstick yang seakan-akan bilang tanah airnya di negara Ntuh. Bukan di Indonesia. Lipstick lupa, sejak kecil dia menghirup udara, mencicipi air dan pangan dari negara yang dia sebut berantakan itu. Kepada Lipbalm, yang sudah jauh-jauh menimba ilmu di Sono, awalnya saya menaruh harapan dia akan ikut memperbaiki Indonesia. Bukan hanya mencaci.

Sempat mikir, apakah semua yang tinggal lama di luar negeri, ketika pulang ke Indonesia, akan bersikap norak begitu? Ah, rasanya tidak. Saya ingat Si Sisir yang sekolah dua tahun di Sono tapi pas balik masih tetap humble. Mbak Blush On juga. Padahal negara mana sih yang tidak dia singgahi? Tapi dia tak pernah congkak. Atau Om Parfum yang dari SD malahan tinggal di negara Ntuh, tapi selalu menikmati pulang ke Indonesia. Saat diskusi kecil dengan Om Parfum, dia mengaku awalnya saat dia pulang ke Indonesia 15 tahun kemudian, dia sempat seperti itu. Ya, maklum Om Parfum sudah lama nggak ke Indonesia. Kaget kalau makan di warung tenda, akan diganggu sama puluhan  pengamen. Kaget karena petugas imigrasi mata duitan, dan lain-lain. Tapi akhirnya dia sadar, kelakuannya itu norak. Om Parfum bilang, Lipstick dan Lipbalm sedang mengalami culture shock.

Ya, mungkin mereka masih mengidap "culture shock". Setahun lagi mungkin sembuh. Pada saat itu pasti mereka akan geli atau jijik sendiri ingat tingkah mereka sekarang. Semoga saja.



Selamat Siang Jakarta,
Wahai kamu yang culture shock, bertobatlah :p





P.s: Berniat pada diri sendiri untuk suntik vaksin anti culture shock sebelum suatu hari nanti (mungkin) akan menetap tinggal agak lamaan (sekolah lagi misalnya) di luar negeri.

6 comments:

  1. seenak2nya tinggal di negara orang tetep aja gak seenak tinggal di negara sendiri klo menurut gw loh ya,,, :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gw sih belum pernah tinggal lebih dari 10 hari di negara orang. Soal teratur dan disiplinnya, gw kadang mupeng Neng. Tapi kalau pertimbangin aspek lain, ya pasti tetap pewe di negara sendiri lahhh. Hehe.

      Delete
  2. wah itu temennya ga punya temen orang Indo juga kali di luar, jadi begitu. dia ga pernah masak masakan Indo kah di sana'? atau ga pernah hadir di konjen kalo ada acara. meuni karunya udah setahun ga makan masakan Indo..

    nanti kalo aku pulang pasti juga ada saat-saat ngedumel tentang Indo, semoga ga lama dan ga jadi norak kaya Lipbalm dan Lipstick :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aahahahah Ajeng. ngedumel pasti ada lah. aku aja yg cuma ke Spore (4 hari) dan Hong Kong (10 hari), suka banding2in.

      yg keterlaluan adalah ngeluhnya hampir setiap saat dannn, seperti baru pertama ngeliat Jakarta macet. seperti baru tahu kalo urusan bank di Indo emang suka ngeselin.

      Ah Ajeng pasti tetap humble kyk Sisir, Mbak Blush On, dan Om Parfum. Hehehe.

      Delete
  3. kalau aku sekrang sih kalau disuruh milih akan lebih milih tinggal di Swedia. Bukannya apa2... biaya sekolah mahal bok di Indo.. :P

    Ntar aku gitu juga ga ya? tapi sampai sekarang berusaha ga terlalu sering mengeluh di dunia maya sih ( kecuali di blog sendiri) abis suka bete baca status yang sukanya ngeluh/komplen, masa eike ikutan... hihihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo soal sekolah, aku setuju banget. Apalagi suami kamu kan WN Swedia Be.Jadi, rumah kamu memang dua. (mudah2an ke depannya, undang-undang pernikahan campur bisa lebih baik ya. terutama dampaknya untuk bebe/bubu junior nanti)

      Yang aku bahas dari kelakuan Lipstick dan Lipbalm adalah ya komplain2 terus2an itu, apalagi di socmed. Kyk ga pernah liat Indo puluhan tahun. Padahal, sebelumnya mereka2 ini jarang komplain di socmed.

      *tosss* aku juga paling bete liat status ngeluh tiap hari. Nyebarin energi negatif!

      Delete