Thursday, January 26, 2012

Write Your Stories, Share Your Window

Credit: Svilen Milev (sxc.hu)

Pagi Jakarta,

Beberapa hari ini saya bangun dengan penyesalan yang sama.
Kenapa baru sekarang menuliskan cerita-cerita saya?
Saking banyaknya cerita yang sudah terlewatkan dan mau saya ceritakan, saya bingung harus memulai dari mana. Belum lagi, cerita hari ini tidak mungkin di-pause. Justru menambah rentetan cerita (baru) yang harus saya "rekam".

Pasti banyak yang komentar, "Hari gini baru ngeblog? Kemarin-kemarin kemana saja?" Ya, dulu saya [sok] sibuk. Padahal ya, tiga tahun yang lalu, saya seorang penulis di majalah dwi mingguan. Harusnya, menulis [tulisan pribadi] jadi kegiatan rutin saya. Apalagi reportase yang pernah saya lakukan banyak yang menarik dan  mungkin banyak yang belum tahu. Mengingat majalah, tempat saya bekerja dulu, terhitung baru. Belum lagi "stories behind the story" yang tak kalah seru dan haru. Harusnya rutin saya tulis.

Untuk apa? Bukan, bukan untuk orang lain. Atau mau sok-sokan pamer. Minimal, untuk saya sendiri. Seperti "merekam" sejarah hidup saya. Seperti meninggalkan jejak bahwa saya pernah hidup. Yang mungkin kelak akan dibaca anak cucu saya. Ingatan saya tak mungkin awet bertahan kan? Kalau saya menuliskannya di sini, selama teknologi internet masih ada, semua bisa membacanya. Kapan saja.

Tak ingin orang lain merasakan hal sama, saya sekarang giat meracuni orang-orang sekitar untuk menulis. Tidak harus di blog sih. Dan tidak harus menulis hal-hal keren dan ilmiah. Yang penting menulis. Menuangkan isi hati dan pikiran. Tahu tidak? Tulisan yang mungkin menurut kamu jelek atau nggak mungkin akan dibaca, ternyata sangat berguna bagi orang lain atau bisa membuat tertawa orang lain yang sedang sedih. Ya, mereka yang tidak kamu kenal dan ada di belahan bumi lain.

Syukur-syukur tulisan kita bisa membantu orang lain. Membuat orang lain tersenyum. Atau supaya orang lain tidak mengulangi kebodohan sama yang kita lakukan. Istilahnya, berbagi jendela. Saya bisa menggambar Badak karena lihat tutorial Aldriana. Saya tidak perlu langsung ke Hamburg dan merasakan bekerja di dinas sosial. Dengan membaca blog Mariska, saya ikut merasakan situasi di sana. Bagaimana paniknya ketika Si Penghuni Kamar Pertama sedang kumat minta tambahan kopi. Atau, saya bisa jalan-jalan ke Helsingborg (Swedia) dan melihat salju, tanpa harus ke sana. Lewat cerita sehari-hari Bebe yang ringan tapi menggelitik, saya sering tersenyum sendiri.

Ketiga nama di atas baru saja saya kenal lewat media blog. Saya tak sengaja menemukan blog Bebe. Dari list di blognya lah, saya main-main ke "tempat" lain. Thank you anyway, Be! Ya, saya berniat akan membaca satu blog berbeda setiap harinya. Saya butuh "makanan" untuk menulis. Tak hanya dari televisi, radio, koran, majalah, buku, atau pengalaman langsung. Terkadang dari blog-blog orang lain kita menemukan kisah yang tak biasa, lebih segar, dan orisinal. Yang bisa memperkaya hati dan pikiran. Dan bisa diceritakan lagi ke orang lain.

Tentu saya juga akan menulis satu tulisan setiap hari. Tak perlu bingung mau menulis apa. Satu kalimat racauan, boleh. Lirik lagu kesayangan dari Youtube, monggo. Puisi cantik, menarik. Jurnal harian, tak apa. Tip dan trik, senangnya. Atau esai ilmiah, luar biasa! Apapun. Yang penting menulis. Tak perlu pusing soal gaya penulisan. Cuplikan percakapan, silakan. Cerita foto, manjakan mata. Narasi panjang, menyenangkan. Bagaimanapun. Menulislah.


Happy reading,

and happy writing! :)

6 comments:

  1. yampuun nama eyke disebut-sebut, booo.. hihihi ^^

    sama, tujuan aku nulis juga buat dokumentasi diri sendiri. sewaktu-waktu aku harus pulang ke Indonesia terus kangen, aku masih bisa baca-baca blog sendiri buat inget-inget lagi dulu di Jerman ngapain aja dan lagi merasakan apa. selain buat penyemangat, "saya melakukan sesuatu dan dapat sesuatu kok di negara yang jauh itu, ga cuma kabur dari rutinitas di negeri sendiri."

    makasih juga sudah sudah sharing, viel spaß beim Lesen und Schreiben :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahahahaha, gpp kan?
      bener Ris (duh enaknya Mar, Ris, Ka, atau Jeng nih? Tapi kan sekarang lebih biasa di panggil Mariska)

      (back to topic) iya, nggak perlu mikir "Ih siapa juga yang mau baca" atau "Ah, nanti dibilang tulisan gw norak," dan lain-lain. pikiran2 kyk gitu yang akhirnya bikin kita kadang nggak jadi2 nulis. Hehe.

      "viel spaß beim Lesen und Schreiben :)" a.k.a "Banyak membaca dan menulis menyenangkan:)" hmmm ya ya ya... abis dibisikin google translate nih saya. hihi.

      Delete
  2. ahaha, sebenarnya terjemahannya adalah happy reading and writing. spaß = enjoy.

    btw, panggil ajeng aja deeehhh.. tetep gatel kuping nih kalao ada yang panggil mariska :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahhh,ini gugel transletnya gimana sih :(( malu2in aja. Ahahahaha.

      Baiklah, Ajeng.

      Delete
  3. hihihihi.. diriku disebut lagi.. *tersipu* *tutup muka*

    Sama, aku niat nulis blog karena emang dasarnya banci curhat. Dulu curhat di komp *anak abad 21 dong* trus kepikiran "kenapa ga sekalian bikin blog aja ya?" akhirnya mulai deh ngeblog.

    Kalau ngeblog kebanyakan dipikirin mah lama2 jadi wacana aja.

    ReplyDelete
  4. Ah iyaaa. Gpp kannnn? Emang dari awal, pertama kali nyangkut di blognya Bebe. Baru deh serius ngeblog dan nambah teman lewat blog :p

    Aku juga punya diary di kompie Be. Di word yang di-password-in =)) Tapi nulisnya mulai nggak rutin. Semenjak kuliah, aku rada2 ga disiplin nulis.

    ReplyDelete