Disclaimer: Tulisan ini opini subjektif saya pribadi, selama berteman dengan Mbak Reda :) Ini juga bukan tulisan berbayar :p
"Pada CelebriTues edisi ini, saya mau bercerita tentang teman kuliah yang sekaligus pernah jadi bos saya."
Pada tulisan dan suaranya, saya jatuh hati. (Foto: Sendie Nurseptara S.) |
Di kelas, saya paling suka duduk di depan. Namun, malam itu saya harus duduk di barisan kedua karena terlambat datang. Kuliah sudah dimulai dan agak membosankan. Pandangan saya tertuju pada perempuan berambut pendek di sebelah. Bersama sebuah pulpen, jarinya menari di atas kertas. Tak jelas menggambar apa, sepertinya sih bagus.
Namanya Reda Gaudiamo. Saya sempat bingung melafalkan namanya, "Reda" seperti pada kalimat "Hujan sudah reda." atau seperti pada kata "etalase"? Ternyata yang kedua. Reda, nama yang unik.
Gayanya sangat santai ke kampus, pakai jeans dan kemeja. Seingat saya, baru sekali melihatnya sedikit "resmi", yaitu di semester akhir. Malam itu dia memakai blouse dengan bawahan kain tradisional. Saya sempat memotretnya, tapi entah kemana foto itu.
Saya tidak tahu profesi Mbak Reda, sampai suatu hari seorang teman bilang Mbak Reda seorang praktisi media. "The Devil Wears Batik," begitu julukan yang terinspirasi dari film The Devil Wears Prada. "Kata temen gue, di kantor dia itu seperti singa. Seram," bisik teman saya lagi. Oh ya? Saya tak terlalu peduli, toh dia bukan bos saya. Hanya teman sekelas. Lagipula sebagai teman, dia orang yang sopan dan menyenangkan. Pernah sekali, dia berhalangan hadir dan ingin menitipkan tugas. Tak tanggung, dia mengirim supirnya untuk mengantarkan tugasnya itu ke rumah saya di ujung dunia (baca: Bekasi). Sementara, orang lain sering seenaknya kalau meminta tolong.
Layaknya teman sekelas, kami beberapa kali belajar bersama. Kebetulan, saya sedikit mengerti Statistik. Bersama teman yang lain, kami membuat kelompok belajar. Dan hasilnya memuaskan. Kami dapat nilai A, termasuk Mbak Reda. Sebenarnya, Mbak Reda orang yang cepat tangkap bila diajarkan sekali saja, tapi ia tak sabar ingin segera ke tingkat berikutnya. Sehingga, suka lupa materi sebelumnya. Ahahahaha.
Permen dari Mbak Reda. |
Dia pernah menghadiahi saya sekotak permen dan CD. Permen yang hingga kini saya suka dan tak tahu belinya di mana. Sedangkan, di dalam CD terdengar suara merdu seorang perempuan menyanyikan syair-syair indah. Setelah membuka cover CD, saya baru tahu itu suara Mbak Reda! Tak sangka ia punya suara merdu begitu, padahal saat bicara suaranya relatif berat. "Mbak, itu beneran suara lo?" tanya saya tak percaya. Dia cuma tersenyum. Keraguan saya hilang saat kami sekelas karaoke bersama.
Saya juga baru tahu dia punya pasangan duet, Ari Malibu, yang sering menyanyikan musikalisasi puisi. Beberapa kali saya menonton pertunjukan mereka. Keren! (Baca kisah lengkap mereka di Dunia Ari Reda).
Singkat cerita, saya menjadi anak buahnya di Majalah Sekar. "Tapi lo jangan kaget yah lihat gue di kantor," begitu pesan Lulusan Sastra Prancis Universitas Indonesia ini. Memangnya kenapa? Sejak hari pertama masuk hingga resign, saya akhirnya mengerti apa yang Mbak Reda maksud. Di situ saya mengenal sisi lain seorang Reda Gaudiamo.
Perempuan kelahiran 1 Agustus ini seperti lambang zodiaknya jika sedang bekerja. Ya, seperti Singa atau Harimau betina. Galak? Iya, tapi demi kebaikan bawahannya. Lebih tepatnya lagi, demi kebaikan majalah kami. Dia tak pernah setengah-setengah atau main-main kalau soal pekerjaan. Untuk itu, dia datang lebih pagi dari kami dan (sering) pulang lebih akhir dari kami.
Kadang omelan atau bentakan menjadi pilihan terakhir agar kami bisa mengerti kesalahan kami. Walaupun secara langsung saya belum pernah "disemprot" Mbak Reda, tapi tim saya cukup sering jadi sasaran. Artinya, teguran itu juga buat saya dong. Mungkin karena sudah mengenal dia sebelumnya, saya tahu sebenarnya dia bermaksud baik. Dia ingin kami mengenal dengan detail majalah apa yang sedang kami garap. Tapi memang, tidak semua orang bisa memahami caranya. Ada beberapa orang yang justru tidak bisa dengan cara begitu. Wajar saja.
Ternyata kami ga pernah foto berdua. Kapan-kapan ya Mbakkkk :) |
Kalau kamu paham, omelannya bukan sekadar luapan emosi. Di situ, dia memberikan banyak pelajaran. Saya sering ikut mendengarkan "tutorial" dia saat mengomentari Tim Fashion dan Tim Layout. Dari situ saya belajar pengetahuan baru seperti komposisi layout, pilihan baju atau model yang harus sesuai dengan sasaran pembaca majalah kami. Dan masih banyak ilmu lainnya.
Yang saya suka dari Mbak Reda adalah, dia profesional. Dia hanya "murka" untuk urusan kantor. Tidak merembet ke urusan personal. Di luar kantor, dia bisa saja tiba-tiba mentraktir anak buahnya yang baru "disentil" tadi pagi. Kalau sudah begitu, si Anak Buah hanya bisa melongo melihat bosnya yang "agak aneh" itu. Ahahahaha.
Saya ingat betul kalau sedang deadline dan Mbak Reda ada di ruangannya, kami semua jadi tegang. Karena sedikit saja kami agak berisik, auman Mbak Reda segera membahana. Ahahahaha. Memang sih, kami yang keterlaluan. Ahhh, kangen suasana Imam Bonjol 61!
Oiya, selain suaranya, saya juga ngefans sama tulisan Mbak Reda. Ya temanya, ya gayanya. Tema tulisan opini Mba Reda adalah masalah sosial sehari-hari di sekitar kita dan biasanya *jleb* atau menyentil. Sedangkan gaya tulisannya, sederhana. Dia jarang memakai kalimat panjang. Saya suka! Silakan baca tulisan Mbak Reda di Rumah Reda atau Reda Writes.
Mau kenalan dengan Mbak Reda? Silakan follow akun Twitternya: @RedaGaudiamo. Dia sering share tips menulis #YouWrite atau tips yang lainnya lho... Atau mau dengar her angel voice? Silakan pesan CD musikalisasi puisi Becoming Dew dan Nyanyian Laut di @RedaGaudiamo.
Selamat berkenalan dengan Madame Tigresse! :)
Di hari Selasa nan sentosa ini, saya punya 3 set CD Mbak Reda yang akan saya bagikan gratis untuk teman-teman yang suka musikalisasi puisi. Caranya? Tulis puisi karyamu, lalu posting di blogmu. Puisi bebas, yang penting baru dan belum pernah muncul di manapun. Tiga orang yang beruntung akan menerima 1 set CD Mbak Reda (Becoming Dew dan Nyanyian Laut). Jangan lupa, kasih tau yaa kalau sudah posting puisi. Saya tunggu sampai akhir pekan (Minggu, 5 Februari 2012).
Note: CD hanya untuk dinikmati sendiri, dilarang keras mengunggah atau memperbanyak.
Oh, Emy....
ReplyDeleteHARU baca catatanmu.
Terima kasih untuk pertemanan kita.
Terima kasih untuk KESABARANmu.
Terima kasih untuk CINTAmu.
your biggest fan,
r
Hihihihi, nah ini dia bintang utamanya muncul.
DeleteMau dong dibagi2 ilmu lagi secara langsung!:P
Btw, you are most welcome Mbak :)
Kak Emy... iseng ikut dong. Udah nggak pernah bikin puisi sih, tapi jadi pengen bikin gara-gara liat tulisan ini:)
ReplyDeletehayuukk ikutan. asikk ada yg mau ikut ngeramein.
DeleteCD nya bagus lhooo. Udah pernah dengar Ari Reda belom? Bagusss.
Kalau udah kelar puisinya dan udah posting di blog, kasih linknya di sini ya Ied. Harus yang baru dan orisinal.
Kasih tau teman-teman lainnya yang suka puisi juga. Biar ramai. Hihihi.
Mari kita tunjukkin: puisi itu indah! :p
Kak Emy... saya pun iseng baru banget bikin. Hehehe
ReplyDeletehttp://puzzleofied.blogspot.com/2012/02/senin.html
Asikkkk.
DeleteDM-in alamat Ied yah di twitter.
CD-nya mo dikirim ke kantor atau rumah terserah:p
waaaa... gue inget permen itu. Tanyain Em ke mbak Reda belinya dimana dah..
Delete