Thursday, January 26, 2012

Tamu Malu-Malu (2)

Credit: Katka Samková (sxc.hu)


Baiklah, aku mengaku.
Aku lebih dulu mengintipnya.
Sungguh, aku cuma lihat dari jauh.
Tak sampai masuk ke rumahnya.

Aku memilih datang saat senja.
Saat bulan perlahan jemput pulang matahari.
Saat dia sibuk memotret senja.
Ya, dia pengagum senja. Teramat.

Tiba-tiba dia menengok ke arahku.
Duh, hampir saja aku ketahuan.
Dia masuk ke dalam.
Aku pun pulang.

Hei kamu, ya kamu.
Apa yang membawamu ke sini?
Ah iya, aku lupa menghapus jejakku.
Pasti kamu menelusurinya.
Ya, jejak kakiku yang besar dan lebar itu.

Karena kau sudah di sini.
Silakan masuk.
Duduk sini di sebelah ku.
Tak usah malu-malu sepertiku waktu itu.
Mari menyeruput secangkir kopi.
Kopi pahit kesukaanmu.

Aku janji takkan malu-malu lagi.


(Pondok Gede, 26012012)




[Yaaahh, hujannya berhenti! Tapi wangi tanah tersiram air masih tersisa.  Mendengarkan kembali album Quite Down - Adhitia Sofyan, yang baru diunduh kemarin]

No comments:

Post a Comment